Saturday, January 14, 2017

Manajemen Investasi Saham

Manajemen Investasi Saham

Setiap Investasi pasti memiliki resiko masing-masing. Besar kecil resiko disesuaikan dengan profile resiko dari masing-masing orang, apakah tipe investor defensif, moderat atau agresif.

Bila Anda merupakan orang yang kurang menyukai resiko terhadap dana yang Anda miliki, penulis biasanya menyarankan untuk mendepositokan dana Anda di Bank saja. Aman koq. Aman banget malah. LPS menjamin simpanan nasabah sd. 2 Milyar. Namun dengan bunga deposito sebesar rata-rata 6% p.a, perlu berhati-hati terhadap resiko inflasi.

Untuk investasi saham bagaimana ?

Saham memiliki potensi resiko kehilangan modal Anda. Yeah It's True !! 
Ini yang penulis temukan di lapangan banyak orang yang agak parno dan bahkan teman-teman penulis pun takut akan hal ini. Nah, kabar baiknya resiko ini bisa dimitigasi (diminimalisir) bila kita menggunakan Manajemen Investasi Saham yang tepat dan disiplin.




Bagaimana caranya ?

Rulesnya sebenernya simple aja.

1. UPTREND
 Cari saham yang secara technical analysis UPTREND. Jika trend turun, ya tunggu pola reversal atau  Anda ada alasan khusus untuk membelinya (untuk invest misalkan).

Semen Baturaja (Persero) Tbk 
Contoh Saham UpTrend

2. Beli saham dari perusahaan yang kinerjanya baik. 
    Disarankan sebelum membeli suatu saham, analisa terlebih dahulu keuangan perusahaan tersebut. 
    a. Trend Laba dan Modal nya harus tercermin mengalami peningkatan.
    b. PBV kalo bisa sih dibawah 1 (artinya ini saham murah)

3. Jangan membeli suatu saham hanya karena Rumor/Gorengan
Ini nih salah satu penyakit Investor Saham. Tanpa analisa suatu saham, hanya karena rumor langsung beli tanpa analisa lanjutan. Kalau untung, tertawa ngakak. Kalau salah ?? Salah sapa hayo ? Salah diri sendiri lah, lha Anda yang memutuskan untuk beli koq. Koq salah orang yang ngasi rumor.
Makanya diingatkan sekali lagi, jangan pernah beli suatu saham tanpa analisa lanjutan.

4. Belilah saham TANPA NGUTANG
Jika di bisnis real, jika sudah selesai pekerjaan, proses invoicing, rata-rata 30 hari setelah invoice, dibayar sama customer, untung/laba diterima.
Untuk dipahami bahwa bisnis saham itu tidak pasti tanggal untungnya kapan. Bisa tiba-tiba harganya naik, bisa turun dulu baru naik, bisa turun terusss.. Lhaaa... 
Disarankan untuk membeli saham TIDAK menggunakan dana yang diperlukan untuk keperluan dapur, anak sekolah atau modal usaha. Harus dipisah yaa... Ini berpengaruh terhadap psikologi si Investor yang inginnya cepat untung aja. Analisanya jadi tidak objektif.

5. Harus siap CutLoss 
Yang terakhir ini penting, tapi paling sulit dilakukan oleh investor. Ibaratnya gini, jika kita melakukan bisnis real dan rugiiiiiii terus, apa iya kita bertahan terus dengan bisnis itu ?? Kita evaluasi kembali kan ? Jika modalnya sudah habis, ya sudah tutup saja bisnisnya. Jangan sampai mengganggu dana lainnya.
Sama juga dengan saham, perlakukan sebagai bisnis, jika ruginya sudah melewati rugi yang dapat kita accept, ya cutloss saja atau mau dijadikan sebagai saham abadi (ini terserah Anda). Keuntungan cutloss yaitu kita masih memiliki dana untuk masuk lagi di harga yang lebih rendah.

6. Diversifikasi. 
Jangan membeli satu saham suatu perusahaan dengan seluruh dana yang ada. Pepatah investasi yang berlaku "Don't Put All of Your Egg in One Basket". Iya kalau saham itu memberikan keuntungan. Kalau nyangkut ?? Panas dingin dah. Pokoke ingat selalu untuk melakukan diversifikasi yah.


Dari tulisan tersebut diatas, dapat dirangkum untuk Manajemen Investasi Saham, rules yang digunakan sbb.:

1. UPTREND
2. Beli saham dari perusahaan yang kinerjanya baik. 
3. Jangan membeli suatu saham hanya karena Rumor/Gorengan
4. Belilah saham TANPA NGUTANG
5. Harus siap CutLoss
6. Diversifikasi